Skip to main content

Runtuhnya Vietnam Selatan 1975

Pasca kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, China, Perancis dan Inggris datang ke Vietnam untuk melucuti tentara Jepang. China melakukan pelucutan dari arah Utara, sedangkan Inggris dan Perancis dari arah Selatan. Dalam buku Sejarah Asia Tenggara (1988) karya D.G.E Hall, pasca pelucutan tentara Jepang di Vietnam, terjadi konflik dalam pihak sekutu tentang nasib bangsa Vietnam. China dan golongan revolusioner Viet Minh menghendaki Vietnam menjadi negara merdeka, sedangkan Perancis dan Inggris ingin mengembalikan wilayah Vietnam kepada Perancis. Perselisihan antara China dan Perancis-Inggris menyebabkan pertempuran besar di Vietnam. Ho Chi Minh dan pasukan revolusioner Viet Minh berusaha mengusir Inggris-Perancis dari kawasan Vietnam.

Pada 7 Mei 1954, Viet Minh berhasil menaklukan benteng Dien Bien Phu dan Eleine, sehingga pihak Inggris-Perancis harus mengakui kekalahan mereka. Untuk mengakhiri konflik antara dua pihak yang bertikai dibuatlah Konferensi Jenewa pada Juli 1954. Perjanjian Jenewa berisi pembagian wilayah Vietnam menjadi dua yaitu Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Vietnam Utara berada dibawa kekuasaan Ho Chi Minh dan pasukan revolusioner, sedangkan Vietnam Selatan berada dibawah kekuasaan kaisar Bao Dai.

Pascaperang 1954 perjanjian jenewa juga mengatur pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu). Akan tetapi, usul pelaksanaan pemilu tersebut ditentang oleh vietnam selatan. Vietnam selatan yang didukung AS menolak diadakan pemilu karena kekhawatiran Vietnam utara memenangkan pemilu. Langkah amerika untuk menggagalkan Pemilu dengan mengganti Kaisar Bao Dai dengan Ngo Dinh Diem dan menyebarkan propaganda bahwa Vietnam Utara akan menyerang Vietnam Selatan.

Perang Vietnam

Pembagian Vietnam Utara dan Vietnam Selatan pada perkembangannya menimbulkan perang saudara yang kerap disebut dengan Perang Vietnam. Ho Chi Minh menganggap bahwa eksistensi Vietnam Selatan merupakan bentuk neo-imperialisme yang dilakukan oleh bangsa Barat. Oleh karena itu, ia dan pasukannya di Vietnam Utara melakukan upaya penaklukan terhadap Vietnam Selatan pada tahun 1964. 

Dilansir dari buku Sejarah Asia Tenggara: Dari Masa Prasejarah sampai Kontemporer (2013) karya M.C Ricklefs, keberlangsungan Perang Vietnam pada 1964-1975 tidak dapat terlepas dari pengaruh Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet). Mereka saling memperebutkan pengaruh kekuasaan dan pengaruh ideologi di kawasan Vietnam. Pasukan Vietnam Utara yang berideologi Komunis mendapatkan bantuan persenjataan dan personel militer dari China dan Uni Soviet. Disisi lain, Vietnam Selatan mendapatkan bantuan persenjataan dan personel militer dari Amerika Serikat. Pada tahun 1964, Vietnam Utara membentuk pasukan gerilyawan Viet Cong untuk mendominasi peperangan di Vietnam Selatan. Dalam pertempuran Tet Offensive (1968) pasukan Vietcong mampu memanfaatkan kondisi geografis untuk mengalahkan Vietnam Selatan yang mendapatkan bantuan dari tentara Amerika Serikat.

Vietnam Selatan Menyerah

Jatuhnya Saigon: Helikopter Air America mengevakuasi pejabat Vietnam dan keluarga mereka dari atap gedung apartemen di 22 Gia Long Street di Saigon, Vietnam Selatan, 29 April 1975


Pasukan Vietnam Utara yang mendapatkan momentum kemenangan, terus melakukan serangan terhadap pasukan Amerika Serikat dan Vietnam Selatan. Pada tanggal 18 April 1975, pasukan Vietnam Utara melakukan pertempuran terakhir di Saigon yang merupakan ibukota dari Vietnam Selatan. Pada pertempuran Saigon, Pasukan Vietnam Utara memperoleh kemenangan penuh dan presiden Vietnam Selatan Duong van Minh menyerah tanpa syarat pada tanggal 30 April 1975. Selanjutnya pasukan Vietnam Utara mendeklarasikan berdirinya negara Vietnam yang baru dengan ideologi komunis.

Dampak Perang Saudara di Vietnam

Pascaperang 1975 fasilitas umum kedua wilayah mengalami kehancuran. Perang saudara juga menyebabkan banyak rakyat vietnam Selatan mencari Suaka perlindungan ke negara-negara eropa anti komunis dan lebih memilih tinggal di luar negeri setelah Kota Saigon jatuh ke tangan Vietnam Utara.

Lahirnya Vietnam yang baru pada 30 April 1975 disambut rakyat vietnam dengan perayaan setiap tahun. Akan tetapi bagi rakyat yang meninggalkan negaranya 30 april diperingati sebagai Black April (April Hitam) karena mengaggap sebagai hari runtuhnya Vietnam Selatan.

 

Sumber :

 https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/30/153352569/runtuhnya-vietnam-selatan-1975?page=all

 dan beberapa penambahan

Comments

Popular posts from this blog

Saluran dan Cara-cara Islamisasi di Nusantara

Menurut Uka Tjandrasasmita (1984), saluran-saluran Islamisasi yang beerkembang ada enam, yaitu : a. Saluran Perdagangan Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M. membuat pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia dan India) tidak turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara dan timur benua asia. Saluran Islamisasi melalui perdagangan ini Sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mengutip pendapat Tome Pires berkenaan dengan saluran Islamisasi melalui perdagangan ini di pesisir pulau Jawa, Uka Tjandrasasmita menyebutkan bahwa para pedagang muslim banyak yang bermukim di pesisir pulau Jawa yang penduduknya ketika itu mash kafir. Mereka berhasil mendirikan masjid-masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka banyak, dan karenanya anak-anak muslim itu men

Pasar sebagai Gerbang Islamisasi

Bangsa Arab yang tinggal di Jazirah Arab, daratannya dikelilingi oleh lautan. Namun terhimpit oleh samudra sahara pasir kuning yang tandus, mencoba bangkit dengan wahyu ilahi menjadi bangsa yang mampu menguasai bahari kelautan. Dengan mengarungi samudera dan melintasi benua, bangsa Arab membangun jalan laut niaga, guna meretas ajaran Islam untuk didakwahkan ke pelosok dunia (Ahmad Mansur, 2009 : 26). Gerak sejarah Islam berputar Sangat menakjubkan. Meluas hingga ke batas cakrawala dunia. Bukan gerakan dari istana ke istana, melainkan dari pasar ke pasar. Para wirausahawan tidak hanya memasarkan komoditi barang dagangan, tetapi juga menjadikan pasar sebagai arena amal ajaran niaga Islami. Menumbangkan ajaran Politheisme dan digantikan dengan dengan ajaran tauhid. Dampaknya, aturan jahiliyah pun roboh, tidak mampu bertahan (Ahmad Mansur, 2009 : 27). Pasar diperkirakan oleh sementara pihak hanya sebagai tempat memenuhi kebutuhan materi. Perkiraan sepert

Pengakuan Kemerdekaan Indonesia dari Mesir

Di mesir terdapat sebuah Organisasi Islam yang dinamai Al-Ikhwan Al-Muslimun yang dipimpin Syaikh Hasan Al-Banna memperlihatkan dukungan positif terhadap kemerdekaan Indonesia.  Gerakan Ikhwanul Muslimin merupakan gerakan Persaudaraan Islamiyah atau Pan Islamisme yang gigih menentang kolonialisme Inggris di Mesir. Gerakan ini juga aktif menggalang persaudaraan di kalangan umat muslim. Begitu mendapatkan informasi bahwa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan ke seluruh dunia, Mesir langsung mengirimkan perwakilan Konsul Jenderalnya yang bernama Moh. Abdul Mun'im untuk datang ke Yogyakarta. Kunjungan Mun'im itu untuk mewakili negerinya dan membawa pesan dari Liga Arab untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Ditemani Ketut Tantri (Muriel Pearson) yang menetap di Indonesia dan berprofesi sebagai penyiar radio nasional, wanita Amerika yang banyak membantu perjuangan rakyat Indonesia di masa revolusi. Mun'im menghadap Presiden Soekarno untuk menyampaikan pesan-pesan dari Lig